Alasan Mengapa Saya tidak Pernah Menggunakan Framework

Yasya El Hakim
Alasan Mengapa Saya tidak Pernah Menggunakan Framework

Banyak teman-teman saya yang bertanya tentang mengapa saya tidak menggunakan Front-End Framework, di artikel ini saya akan bahas secara singkat tetapi rinci dan parahnya lagi bisa bikin kalian mikir dua kali untuk menggunakannya.

Terdapat beberapa sindiran dan ejekan yang ada pada artikel ini. Eitss tapi jangan diambil hati ya, karena cuma untuk pelengkap aja. Jika kalian punya pendapat lain, Silahkan tuliskan pada kolom komentar.

Bagi kalian yang sedang atau sudah biasa menggunakan Front-End Framework, Framework apa yang kalian gunakan? Apa kalian pakai Bootstrap? atau Foundation? atau UIKit?

Materialize, Material Design Lite, Vue, Angular, Ember, Ruby on Rail, Spring, Hapi, Korbin, Flask, Sinatra, Meteor, atau apalah?

Menurut saya semua Framework itu bisa (MEMPERBURUK) kalian! Gak percaya? Semua Framework itu gak ngajarin kalian untuk jadi Developer dari Nol, tapi Instan.

Mari kita bahas, bagi kalian yang menggunakan Framework, pertanyaan kedua yang ingin saya tanyakan adalah Mengapa kalian suka dengan Framework? Kalian BODOH atau GOBLOK? atau dua duanya?

Kalian cuma bisa memamakai, tapi tidak untuk membuat

Ooh tentu, saya beli mainan bongkar pasang (dulu waktu masih kecil, heheh) dan saya menyusunnya agar bisa menjadi bentuk yang sempurna, gimana? keren ga? pinter ga? padahal saya ga liat panduan untuk menyusunnya. Dari mainan itu kita bisa ambil nilainya, kenapa kita gak berpikiran untuk membuatnya sendiri?

Apa? kita gak punya alatnya? kalau gitu jangan buat.

Kalian tidak perlu membeli atau membuat alatnya, JIKA kalian:

  • Tahu bagaimana cara kerja alat tersebut.
  • Tahu bagiamana cara membongkar dan memasang mainan tersebut.
  • Hanya membutuhkan alat untuk membuatnya.

Katanya, Framework itu gampang

Betul banget, tapi kalian ga akan paham.

Apa? ga akan paham? ya, seperti yang sudah saya ibaratkan di atas, kalian bisa membongkar pasang mainan tapi tidak bisa membuat mainan tersebut.

Kalau kalian sudah pakai Framework, apakah kalian sadar kalau kalian ketagihan? itu karena kalian tidak tahu bagaimana suatu hal itu bekerja dan kalian hanya menghabiskan waktu untuk mempelajari salah satu Framework tanpa memahami bagaimana suatu hal itu bekerja.

Gak pake Framework itu susah

Benarkah? Apakah kalian pernah coba untuk menulis sesuatu tanpa menggunakan Framework? Maksud saya, bisakah kalian membuat halaman Website yang cantik dan enak dilihat tanpa menggunakan Framework?

Ya kalian bisa!

Website mulai terkenal 10 tahun (an) yang lalu. Dulu, si Developer tidak pernah menggunakan Framework, mereka hanya butuh sedikit waktu untuk membaca dokumentasi.

Pelajari dasarnya

Ketika saya mulai bingung dalam membuat Website/Template Blog, saya selalu merujuk ke W3SCHOOL, MDN, StackOverflow, dll. Disana terdapat banyak sekali referensi yang bisa kalian pelajari.

Saran saya, jika kalian ingin bekerja sebagai Web Developer di sebuah perusahaan, maka (jangan pelajari Framework).

Jangan pelajari cara membuat tombol atau komponen lain dengan menggunakan Bootstrap, Materialize, Material Design Lite, dll. Tapi, pelajarilah cara membuat tombol dengan menggunakan HTML dan CSS.

Akhir Kata

Memang, kebanyakan orang yang menggunakan Framework itu rata-rata sudah memahami struktur HTML, CSS, maupun JavaScript. Dan juga, mereka yang menggunakan Framework ingin membuat suatu Project dengan cepat.

Maksud dan tujuan artikel ini dibuat bukan untuk melarang kalian yang menggunakan Framework untuk tidak menggunakannya lagi. Tapi, saya cuma ingin mengingatkan kepada kalian tentang bagaimana kedepannya.

Jika ada kata-kata yang tidak pas, saya mohon maaf. Semoga artikel ini bermanfaat.

Yasya El Hakim
404 Not Found!
Comments
Comment Poster
betul sekali lebih gud meretel css sendiri daripada pas awal" kenal langsung pake framework
Comment Poster
This comment has been removed by the author.
Comment Poster
Give me Google Play V2 bro
Comment Poster
Template yang dipake ini lebih simple dan keren mas,, knp yg ini gak di share atau dijual?